Pergantian tahun ini kita lalui dengan penuh keprihatinan.
Karena itu, masihkah momen pergantian tahun 2007 ke 2008 diperingati dengan meriah dan pesta pora? Masihkah ada yang (tega) melakukan pesta menyambut tahun baru di tengah-tengah jerit pilu para korban bencana?
Seharusnya Tahun 2013
Sebaiknya memang kita tidak perlu terlalu berlebihan menyambut tahun baru. Apalagi sampai berpesta segala. Disamping karena masih dalam situasi yang kesusahan, tapi juga salah kaprah. Bukti-bukti ilmiah terkini menyebutkan, seharusnya tahun ini adalah tahun 2013, bukan 2008. Kok bisa?
Sebagaimana kita ketahui, sistem penanggalan yang dipakai mayoritas negara-negara di dunia adalah penanggalan Masehi yang dihitung sejak lahirnya Yesus (Nabi Isa Al-Masih a.s.). Tahun sebelum Yesus lahir disebut BC (Before Christ) atau dalam bahasa Indonesia disebut Sebelum Masehi sedangkan tahun setelah itu disebut AD (Anno Domini/Tahun Tuhan) atau tahun Masehi.
Asal-muasal kalender Masehi pada hakikatnya adalah kalender Romawi yang bermula sejak tujuh setengah abad sebelum Nabi Isa Al-Masih a.s. lahir, yaitu ketika Remus dan
Jadi, jika masih konsekuen dengan sistem kalender Gregorian yang dihitung sejak kelahiran Yesus, maka seharusnya sudah dilakukan koreksi ulang lagi. Karena ternyata diketahui dari Injil Lukas dan Injil Matius bahwa kelahiran Isa Al-Masih a.s. terjadi pada masa Raja Herodes di Palestina, yang berarti antara tahun 10 dan 43 Julian yaitu sekitar tahun 37 SM sampai 4 SM (Pikiran Rakyat, Sabtu 30 Desember 2006). Injil Lukas juga menyatakan bahwa Isa Al-Masih a.s lahir ketika Gubernur Suriah Quirinius, atas perintah Kaisar Augustus yang bertahta tahun 27 SM sampai 14 Masehi mengadakan sensus penduduk di Palestina. Sensus itu berlangsung sesudah pengangkatan Quirinius tahun 41 Julian (6 SM). Disebutkan dalam Matius 2:1 “… pada jaman Raja Herodes … “ adalah Herodes Agung, yang hidup dari tahun 73 SM sampai 4 SM. Raja Herodes inilah yang menyebabkan Yesus diungsikan ke Mesir. Baru setelah kematiannya, Yesus kembali dari pengungsian (lihat Injil Matius 2:19-20). Dengan demikian sangat mungkin kelahiran Yesus terjadi pada tahun 42 Julian atau 5 SM. Itu berarti, tahun-tahun yang terdapat dalam kalender sekarang selisih sebanyak 5 tahun dan tahun 2008 (kalau masih tetap berpedoman pada kelahiran Yesus/Nabi Isa Al-masih a.s.) seharusnya adalah tahun 2013! Nah, sesuatu yang salah kaprah kok diperingati. Dipestakan segala. Sementara di sekeliling kita masih banyak orang kesusahan. Apa tidak keblinger itu namanya?
Tentu saja hampir mustahil untuk merevisi ulang hitungan tahun dalam kalender yang sedang berlangsung sekarang ini. Namun, yang paling penting untuk dilakukan pada saat-saat pergantian masa – seperti tahun baru ini – adalah banyak-banyak merenung, introspeksi diri serta bertaubat. Agar masa mendatang dapat lebih baik dari masa lalu. Ditengah-tengah berbagai krisis yang melanda kita, bukankah yang demikian lebih patut dilakukan? Jadi: Selamat Tahun Baru. Tidak peduli bilangannya. Semoga kehidupan di tahun mendatang lebih baik. Dan semoga bencana lekas berlalu …
(Artikel ini juga dimuat di Mingguan Lokal Ponorogo Pos No. 328 Tahun VII, 03 - 16 Januari 2008)
Kamis, Januari 31, 2008
Selamat Tahun Baru 2008 atau 2013?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar