Sabtu, April 11, 2009

Pemilu vs Hutang Negara (Puisi-puisi tentang Pemilu)










Puisi Pemilu1

"Pada Suatu Hari Pemilu"

Pada suatu hari pemilihan, Langit mencemooh Indonesia:
"Ha, terlalu mahal harga yang kau bayarkan untuk demokrasi, Indonesia!"
Indonesia berkilah,
"Kami hanya ingin memperbaiki diri."
Langit mendengus, menyibak tabir:
"Apakah kau lupakan? Pengunungan hutangmu telah menutupi purnama! Kau ciptakan gerhana bagi masa depan anak-cucumu sendiri!"
Indonesia terdiam
"Kalau bukan karena Dia, kau - Indonesia - sudah tenggelam dalam buku sejarah!"
"Haruskah kami mencari jalan selain demokrasi?" tanya Indonesia
Tapi Langit terlanjur menyingsing
Indonesia kembali ditelan hening
Ia harus mencari sendiri jawabannya...
(Rot/Sabtu, 11/04/2009)
***

*Puisi "Pada Suatu Hari Pemilu" ada beberapa istilah yang diadaptasi dari puisi Muhammad Iqbal, filsuf asal Pakistan (1877 - 1938) "Hari Pertama Penciptaan".

PS:
Sekedar untuk mengingatkan: hutang luar negeri Republik Indonesia sampai tahun 2008 mencapai Rp 1300 triliyun. Ada yang mengatakan, setiap bayi yang baru lahir di republik ini sudah menanggung hutang sekitar Rp 8 juta per kepala. Kasihan, baru lahir procot dan tidak tahu apa-apa sudah menanggung hutang sebesar itu. Apakah hutang itu bisa terbayar sebelum akhir zaman? Wallahu 'alam.
(Dari berbagai sumber)


Puisi Pemilu 2

"Balada Rakyat yang Dilacurkan"

Pada malam menjelang pemilihan
para hidung belang politik bergentayangan
Memaksa masuk ke dalam bilik rumah-rumah kita
"Terimalah ini, biar kunikmati suaramu," rayunya sambil menyelipkan beberapa lembar ribuan di sela-sela lipatan kehormatan kita yang tersisa,
"Paling hanya habis dalam sehari-dua, setelah itu selama lima tahun ke depan ganti hak-hakmu yang akan kami perkosa!"
Dan uang memang membutakan siapa saja
orang-orang lebih banyak memilih berbaris antri menggilirkan jatah
membiarkan suaranya dilacurkan dengan harga sedemikian murah
Dan para hidung belang semakin girang
Iblis pun ikut senang
Sementara di nun jauh di sana, beberapa malaikat terpaksa menepi
menurunkan Merah-Putih sampai setengah tiang... 
Oh, sampai kapan di negeri ini suara Tuhan diprostitusikan?
(Rot/Selasa, 30/07/2013 bertepatan dengan Ramadhan hari ke-21)
(Revisi: Kamis, 29/08/2013 bertepatan dengan Pilgub Jawa Timur)*
***

File terkait:
1. Puisi Iqbal "Hari Pertama Penciptaan".
2. Pemilu vs Orang Miskin.

*PS:
Pilkada Jawa Timur menghabiskan biaya lebih dari 800 milyar (atau hampir 15 % dari PAD Jawa Timur yang sekitar 5,7 trilyun per tahun) dan merupakan biaya pilkada terbesar di Indonesia. Sudahkah rakyat sejahtera dengan biaya semahal itu? Sekali lagi: wallahu 'alam...
(Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar: